Rabu, 04 Januari 2017




PENGABDIAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP



PENGERTIAN LINGKUNGAN

           Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang

LINGKUNGAN HIDUP

          Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan Hidup

Read More

Rock Climbing

LATDAS

LATDAS APOR

LADTAS APOR

Foto

Read More


Struktur Organisasi Mapala Apache Periode 2018 - 2019

Read More


                                         SEARCH AND RESCUE  (SAR)




PENGERTIAN SEARCH AND RESCUE  (SAR)

Diartikan sebagai usaha dan kegiatan kemanusiaan untuk mencari dan memberikan pertolongan kepada manusia dengan kegiatan yang meliputi:
Mencari atau Menolong dan Menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau  dikawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam bencana atau musibah.
Evakuasi pemindahan korban musibah arau kecelakaan seperti pelayaran, penerbangan, bencana alam atau bencana lainnya dengan sasaran utama penyelamatan jiwa manusia.
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan "Black Area" bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR.Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil.Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segalakegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.

Search and Rescue

Read More



                  ROCK CLIMBING (RC)



DEFINISI PANJAT TEBING

    Panjat Tebing adalah Seni olahraga atau Hobi yang dilakukan dengan mengandalkan kelenturan dan kekuatan otot serta tekhnik tersendiri untuk memanjat mencapai Puncak Tertinggi.


ETIKA PEMANJATAN

Secara umum etika pemnjatan sama dengan etika – etika dalam penjelajahan alam lain:

1. Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar

2. Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak

3. Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu

  Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :

1. Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.

2. Menjaga kelestarian alam.

3. Merintis jalur baru.

4. Memanjat jalur bernama.

5. Pemberian nama jalur.

6. Memberi keamanan bagi pemanjat lain.


KODE-KODE PEMANJATAN 

Secara umum etika pemnjatan sama dengan etika – etika dalam penjelajahan alam lain:

1. Dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar

2. Dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak

3. Dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu

Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :

1. Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.

2. Menjaga kelestarian alam.

3. Merintis jalur baru.

4. Memanjat jalur bernama.

5. Pemberian nama jalur.

6. Memberi keamanan bagi pemanjat lain.



 


Rock Climbing

Read More

      

                                RIMBA GUNUNG



        Rimba Gunung merupakan divisi yang berkaitan dengan penjelajahan alam , baik gunung, hutan, maupun bentang alam yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pendakian, camping, pembukaan jalur, pemetaan jalur, penutupan jalur, navigasi darat, SAR darat dan MCK.

Berikut dokumentasi dari kegiatan RG : 


MAHAMERU puncak Semeru

Perjalanan yang indah kawan

Rimba Gunung

Read More

Visi dari Mapala Apache : Terwujudnya Mahasiswa yang bertanggung jawab terhadap alam.


Misi dari Mapala Apache : Membentuk Mahasiswa yang peka terhadap alam sekitarnya serta alam bebas secara luas, dan membentuk Mahasiswa sebagai pribadi yang mencintai kelestarian alam, dan menumbahkan rasa kepemilikan terhadap alam, serta seni dan budaya yang terkandung didalamnya, minimal menjadikan Mahasiswa sebagai pribadi yang tidak berandil terhadap kerusakan alam.

Visi dan Misi

Read More

Sejarah terbentuknya Mapala Apache


           Hampir disetiap Perguruan tinggi di Indonesia mempunyai sebuah organisasi kepencinta alaman, baik itu organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) ataupun Kelompok Pecinta Alam (KPA).
Untuk Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Banjarbaru sendiri, pernah beberapa kali teman-teman mahasiswa mencoba untuk memprakarsai pembentukan organisasi Mahasiswa Pecinta Alam dilingkungan kampus STMIK Banjarbaru.

Dimulai pada tahun 2003 yang juga merupakan tahun pertama berdirinya kampus STMIK Banjarbaru, beberapa orang teman-teman mahasiswa berinisiatif membangun organisasi pecinta alam ini, namun entah kenapa gaung mereka menghilang tidak lama setelah beberapa kali mereka mengadakan pertemuan dan beberapa kali berkonsultasi dengan Pembantu Ketua III (PUKET III) STMIK Banjarbaru yang membidangi urusan kemahasiswaan, setelah itu tidak ada aktivitas lagi, bahkan mereka tidak pernah membentuk organisasi kepecintaalaman yang mereka inginkan apalagi memberi nama ataupun lambang untuk organisasi Mahasiswa Pecnita Alam tersebut. Ditahun berikutnya yaitu 2004, tahun kedua keberadaan STMIK Bajarbaru di tengah-tengah dunia pendidikan di Banjarbaru, tidak pernah ada lagi ide ataupun keinginan teman-teman mahasiswa STMIK banjarbaru untuk kembali mencoba membangun organisasi Mapala dilingkungan kampus STMIK banjarbaru.

Ditahun berikutnya yaitu tahun 2005 atas inisiatif PUKET III dibuat beberapa selebaran yang berisi ajakan untuk teman-teman mahasiswa yang berminat ataupun yang mempunyai hobby bergaul dengan alam bebas, untuk bersama-sama mendirikan organisasi Mahasisiwa Pencinta Alam dilingkungan kampus STMIK Banjarbaru. Dan ternyata selebaran tersebut cukup mendapat respon dari beberapa orang mahasiswa STMIK banjarbaru, teman-teman tersebut mengutarakan niatnya serta ketertarikan mereka untuk bergabung dengan organisasi Mahasiswa Pencinta Alam STMIK Banjarbaru, bahkan mereka sempat mendaftarkan diri mereka mereka, waktu itu tercatat sekitar 10 orang mahasiswa(i) yang mengajukan diri mereka untuk menjadi anggota Mahasiswa Pecinta Alam di kampus STMIK Banjarbaru. Namun setelah mereka diberi formulir pendaftaran oleh PUKET III yang diformulir tersebut terdapat pula surat pernyataan yang berisi bahwa mereka yang ikut pecinta alam STMIK Banjarbaru tidak akan menuntut pihak kampus apabila di kegiatan kepecintaalaman nantinya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, kehilangan anggota badan atau bahkan kematian atau yang biasa pula disebut dengan “Kontrak Mati” pecinta alam, ternyata teman-teman tersebut tidak pernah lagi mengembalikan formulir pendaftaran yang mereka harus isi tersebut, maka untuk ketiga kalinya gagal lagi berdirinya organisasi Mahasiswa Pecinta Alam STMIK Banjarbaru.

Namun kehidupan keorganisasian lingkungan kampus sangat sulit terpisahkan dengan nama “Mapala”, mungkin bisa diibaratkan “Kampus tanpa Mapala bak Sayur tanpa Garam”, walaupun sering pula organisasi ini dianggap sebagai organisasi Sayap kiri dilingkungan kampus mereka.

Pada tahun 2006 atas permintaan PUKET III STMIK Banjarbaru kepada salah seorang karyawan STMIK Banjarbaru (Ahmad Pahdi) agar mengusahakan berdirinya sebuah organisasi pecinta alam di STMIK Banjarbaru -setelah ditiga tahun sebelumnya gagal berdirinya organisasi pecinta alam-, permintaan puket III tersebut disampaikan sekitar bulan juli 2006, dimana masa tersebut adalah masa-masa penerimaan mahasiswa baru di STMIK Banjarbaru, setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak dan beberapa orang, dan pada waku dengan komitmen 2 orang teman lainnya (Diyan Sukmono dan Nur Armina Rahmah) yang berjanji untuk terus mengawal berdirinya Mapala di STMIK Banjarbaru, walaupun akhirnya kedua orang tersebut tidak bertahan lama mengawal Mapala.
Maka pada tahun 2006 kembali dibuat selebaran-selabaran yang brisi ajakan untuk bergabung bersama-sama belajar berorganisasi, bersama-sama membangun kerajaan Mapala dilingkungan STMIK Banjarbaru, kali ini respon teman-teman atas ajakan ini sangat tinggi, selebaran tersebut di pasang di papan pengumuman kampus mulai dari tanggal 1 September 2006 (masa dimana mahasiswa-mahasiswa baru memulai perkuliahan) dan diberi batas waktu sampai tanggal 30 September 2006, setiap mahasiswa yang berminat mereka diberi formulir pendaftaran namun kali ini tanpa “Kontrak Mati”, sampai tengat waktu yang diberikan yaitu tanggal 31 September 2006 formulir yang kembali sebanyak 24 lembar, dan diantara mereka inilah cikal bakal anggota pertama Mahasiswa Pencinta Alam dilingkungan kampus STMIK banjarbaru, atau yang diberi nama Mahasiswa Pecinta Alam Apache Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Banjarbaru, disingkat dengan Mapala Apache STMIK Banjarbaru, dan dipanggil dengan “Mapala Apache”.


Lahirnya Mapala Apache

Untuk semua anggota Mapala Apache sekarang sampai anggota Mapala Apache seterusnya, wajib mengingat tanggal berdirinya Mapala Apache, Mapala Apache lahir pada tanggal 9 Oktober 2006.
Setiap orang baik itu anggota Mapala Apache ataupun bukan anggota Mapala Apache, pasti bertanya-tanya kenapa jadi organisasi mahasiswa pecinta alam STMIK Banjarbaru ini diberi nama Apache, apa alasan memberi nama Apache. Setiap teman-teman mahasiswa yang mengembalikan formulir pendaftaran mereka diberitahukan bahwa pertemuan atau rapat pertama organisasi akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Oktober 2006, maka pada hari senin tanggal 2 Oktober 2006 sekitar jam 3 sore bertempat diruang 203 kampus STMIK Banjarbaru dilaksanakanlah pertemuan pertama yang merupakan cikal bakal berdirinya Mapala di kampus STMIK Banjarbaru.
Rapat pada tanggal 2 Oktober tersebut merupakan rapat perkenalan dan rapat keakraban bagi para teman-teman calon anggota Mapala STMIK Banjarbaru, setiap anggota dipersilahkan memperkenalkan diri mereka sekaligus memaparkan alasan mereka ingin bergabung dengan Mapala, setelah rapat perkenalan selesai, setelah itu setiap anggota yang hadir para rapat tersebut di beri tugas yang sama yaitu, dalam waktu 1 minggu mereka harus merancang nama serta lambang Mapala STMIK Banjarbaru, dan rapat selanjutnya akan dilaksanakan pada hari senin berikutnya pada tanggal 9 Oktober 2006, dengan jam dan temapat yang sama.
Pada hari sabtu tanggal 7 Oktober 2006, teman-teman harus mengumpulkan tugas yang diberikan kepada mereka, baik itu nama atau rancangan lambang bagi organisasi ini, setelah tugas terkumpul baru pada hari senin tanggal 9 Oktober 2006 dilaksanakan rapat kedua organisasi, dengan agenda pembentukan struktur organisasi sementara, penetapan nama organisasi Mapala di STMIK banjarbaru serta lambang organisasi tersebut. 

Kenapa Apache???
Apache diambil dari nama sebuah Server Internet.

Lambang Mapala Apache




Makna Lambang Mapala Apache :
  • Gambar Disket : Mengartikan bahwa background dari anggota Mapala Apache adalah Mahasiwa yang bergelut dalam dunia pendidikan Komputer yaitu STMIK Banjarbaru.
  • Bentuk Disket tidak beraturan : Menggambarkan semangat dan kebebasan Mapala Apache.
  • Mempunyai empat sudut, berdiri hanya pada satu sudut : Bermaknakan satu untuk semua, semua untuk satu. Juga Alammu-Alamku, Alamku-Alammu.
  • Warna Hijau : Alam dan lingkungan hidup yang sehat sangat identik dengan hijau, sedangkan Mapala Apache adalah wadah bagi Mahasiswa yang mempunyai ketertarikan dan mempunyai kecintaan dengan Alam dan lingkungan hidup.
  • Warna Hitam dibelakang disket : bermakna misteri alam, Mapala Apache harus menghormati misteri-misteri tersebut, baik itu dari alam sendiri maupun misteri budaya adat masyarakat lokal.
  • Warna Putih : Mapala Apache tidak hanya bergelut dengan alam, tetapi juga Sosial, Seni dan Budaya yang terkandung didalamnya.
  • Lingkaran bergariskan warna biru : memberikan arti bahwa Kebersamaan, Persahabatan, Kekeluargaan adalah tujuan utama dari Mapala Apache.
  • Background berwarna Silver : Menegaskan bahwa Mapala Apache adalah organisasi Mahasiswa Pencinta Alam yang berasal dari lingkungan kampus STMIK Banjarbaru.

Sejarah

Read More