Minggu, 25 Agustus 2019


      Sekolah Dasar atau SD singkatannya merupakan jenjang dasar pada pendidikan formal pemerintah di Indonesia yang membutuhkan waktu tempuh selama 6 tahun dalam waktu normal yang juga menjadi syarat untuk melanjutkan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau SMP. 
Walaupun Sistem pendidikan di Indonesia sudah cukup bagus, juga tidak lepas dari kekurangan seperti fasilitas yang memadai atau lain halnya. Untuk membantu atau juga sekedar memberi sedikit pengetahuan untuk anak Sekolah Dasar, Mapala Apache  dari Kampus STMIK Banjarbaru yang bergelut didunia Teknologi mengadakan binaan untuk anak Sekolah Dasar.

    Untuk Binaan kali ini Mapala Apache diberi kesempatan untuk memberi sedikit ilmu dan pengalaman kepada SDN Tiwingan yang berlokasi di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. 
    
    Ilmu yang disampaikan oleh Mapala Apache yaitu tentang Pengenalan Dasar Komputer dan menanamkan jiwa peduli lingkungan kepada para anak Sekolah Dasar. Seperti yang kita ketahui, Untuk saat ini anak bangsa kurang peduli dan menyepelakan tentang lingkungan, Padahal  tanpa kita sadari bahwa kondisi lingkungan kita pada saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja. Itulah salah satunya yang memotivasi Mapala Apache untuk menanamkan jiwa peduli untuk generasi penerus bangsa ini. Berdekatan dengan hari bumi yang diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya, juga merupakan momentum yang pas sekaligus untuk melakukan aksi pelestarian lingkungan dengan cara penanaman bibit bersama. 

  Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2019 dengan 2 agenda berjalan sekaligus dalam satu waktu yaitu penyampaian materi dan penanaman bibit pohon yang berlangsung dari pagi sampai sore hari.Ketika aksi penanaman bibit hendak dilaksanakan, Mapala Apache terkendala dengan derasnya hujan yang disusul dengan angin kencang yang mengakibatkan waktu penanaman molor, tetapi hal seperti itu tidak akan mematahkan semangat untuk tetap melaksanakan penanaman sehingga kegiatan berjalan sukses dan penuh dengan semangat yang tidak bisa digoyahkan.



Pengenalan tentang komputer & peduli lingkungan


Penanamahan bibit pohon

Foto Bersama


Menumbuhkan Jiwa Peduli dan Pengetahuan untuk Sekolah Dasar

Read More

Sabtu, 15 Juni 2019


    Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh dengan ampunan. Selain dari itu bulan suci ini juga bulan yang tepat untuk mempererat silahturahmi, kebersamaan, kekeluargaan. Keluarga Besar Mapala Apache sangat ceria dan penuh dengan kemeriahan saat menghadiri buka puasa bersama yang penuh dengan berkah ini. Bertepatan pada hari sabtu tanggal 25 April 2019 yang merupakan momentum yang pas untuk melaksakan acara ini pada saat weekend yang bertempat di Kampus STMIK Banjarbaru.

    Acara ini sempat terkendala dengan kondisi hujan pada saat acara berlangsung sehingga menyebabkan banyak anggota dan para tamu undangan tidak dapat berhadir diacara ini, Meskipun begitu, kendala tersebut tidak mengurangi rasa eratnya dan kehangatan kekeluargaan ketika itu. Tidak hanya itu, Sholat magrib dan do'a bersama juga tidak lepas dari kemeriahan acara. Untuk menyempurnakan acara, agenda foto bersama juga menjadi penutup acara yang meriah ini.

    Moment ini dihadiri seluruh anggota Mapala Apache dan juga semua UKM yang ada di Kampus STMIK Banjarbaru, "Kami merasa sangat senang dan terhormat ketika berhadir diacara ini",  ucap salah satu tamu undangan. Pada acara tahunan ini, Panitia Pelaksana berharap untuk bisa terus dilaksakan setiap tahun.




     





  

Meriahnya Berbuka Puasa Bersama Mapala Apache

Read More

Sabtu, 08 Juni 2019









       Berawal dari kata "APACHE" yang diambil dari sebuah server internet.
Tak terduga bisa menjadi nama sebuah organisasi Mahasiswa Pecinta Alam yang berada pada Kampus yang bergelut dalam Bidang Komputer yaitu STMIK Banjarbaru.
Banyak kendala dan tantangan sebelum dan hingga berdirinya organisasi tersebut.
   
     Kini tak terasa sudah 12 tahun Mapala Apache berdiri sejak tahun 09 Oktober 2006 silam, berbagai rintangan telah dilalui dan berbagai prestasi telah diperoleh oleh Mapala Apache.

    Pada hari lahirnya Mapala Apache adalah momentum yang pas untuk merayakan dan memperingatinya. Untuk memperingatinya, Mapala Apache menggelar acara Dies Natalis tahunan.   Pada tahun ini, Mapala Apache mengadakan perayaan Hari ulang tahun ke-12 dengan konsep Outdoor yang dilaksanakan pada tanggal 6-7 Oktober 2018 yang bertempat di Pulau Pinus II yang memerlukan transportasi air untuk sampai kesana. Pada moment Diesna kali ini Mapala Apache mengusung tema 'One Day to Celebrate Mapala Apache's Birthday' yang jika diartikan "Satu Hari untuk merayakan ulang tahun Mapala Apache".   

Acara perayaaan ini dimulai dengan mengeksplor Bukit batas yang dilakukan pada sore hari sampai menjelang magrib dan dilanjutkan Live Accoustic sekaligus memperkenalkan Mapala Apache kepada Mahasiswa Kampus STMIK Banjarbaru yang mengikutinya, Pada sesi ini diadakan sampai pukul 23:00 WITA, Tidak hanya itu, Pada pagi harinya juga mengadakan Fun Games yang sangat menarik untuk mengisi acara.














Big Thanks for:
@funcamping 
@stmikbjb_kalsel 
@walhi_kalsel 
@chat_barberbjm 
@chatshoetreatment 
@summit_outdoor 
@gstdistrobanjarbaru 
@360 Outdoor Equipment

CAMPING GROUND AND FAMILY GATHERING

Read More


   





 Pada penghujung tahun 2018 yang bertepatan pada 23 Desember 2018, Mapala Apache STMIK Banjarbaru mengikuti Kompetisi Kebut Pantai. Lomba ini diselenggarakan oleh Mapala Politala yang bertempat di Pagatan Besar Kec.Takisung Kab.Tanah Laut.
Kompetisi ini mempunyai ketentuan Tim yaitu berjumlah 3 orang dalam 1 Tim. Penilaian kompetisi ini ditentukan berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam mencari  clue, clue adalah petunjuk untuk melewati sebuah soal, tanpa sebuah clue pertama, Peserta lomba tidak akan bisa melanjutkan clue berikutnya yang menjadi salah satu kunci utama kemenangan.
    Dimulai dari bibir Pantai Takisung sampai dengan Pagatan Besar, yang diharuskan melewati rute muara sungai berarus deras, lumpur , rawa yang luas, dan bebatuan. Atlet kami  tidak memiliki kendala pada rute itu, Dan  juga sudah memiliki kecepatan yang terbilang mumpuni tetapi memiliki kekurangan dalam hal ketepatan,  yang mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan clue.Yang pada akhirnya Atlet Mapala Apache berhasil finish dengan waktu 1 Jam 3 menit namun mendapat penalty 30 menit karena terjadi kesalahan dalam pencarian clue. Dari hasil perhitungan akhir oleh Panitia, Mapala Apache menempati posisi ke-11 dalam waktu 1 jam 33 menit termasuk penalty.

    Atlet yang diturunkan oleh Mapala Apache pada lomba ini ialah :
    1. Nakir Muhajir (Cacing)
    2. Deni Apriani (Cagat)
    3. Bertha Dwi Saputra (Singal)
   
    Dari kesalahanlah yang menyadarkan kita bahwa itu salah, kita tidak tahu itu salah dan benar tanpa harus mencobanya, dan ini menjadi catatan yang harus dibenah untuk semua Atlet dan Calon Atlet.
      Walaupun tidak juara, Atlet tersebut perlu mendapatkan apresiasi karena memiliki semangat juang yang tinggi, Karena Pulang tanpa mahkota bukan berarti gagal. Tapi next match akan kami rebut tahta juara.




LOMBA KEBUT PANTAI

Read More

Rabu, 05 Juni 2019


   

        Mempunyai sarana untuk latihan panjat merupakan suatu rencana Mapala Apache yang telah lama diinginkan. Dengan tujuan untuk mempunyai fasilitas latihan panjat yang diharapkan sebagai salah satu awal untuk melatih benih-benih generasi apache untuk  menjadi pemanjat berkualitas seperti yang diharapkan.


Pada tahun 2010 Mapala Apache memiliki dinding boulder di masa awal-awal berdirinya mapala apache selang beberapa tahun kemudian dinding boulder tersebut tidak bisa di gunakan lagi di karenakan lapuk di makan usia dan juga rangka yang hanya menggunakan Kayu biasa di tambah tidak adanya atap untuk melindung dinding boulder dari panas terik dan hujan. Alhamdulillah di tahun 2018 dinding boulder yang di rancang dari 2014-2015 sudah berdiri dan bisa di gunakan untuk latihan, itu berkat dukungan dari para senior dan pihak kampus, serta di bantu oleh arsitek handal yang pada awalnya di desain oleh bang Tony Hutagaol dari Mapala Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat selang beberapa tahun kemudian di bantu oleh Bang Ais juga dari Mapala Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.



Mapala Apache STMIK Banjarbaru resmi mempunyai dinding Boulder yang sudah lama di programkan, pembangunan boulder ini di rencanakan dari tahun 2014, banyaknya kendala yang di hadapi tidak membuat anggota Mapala Apache patah semangat untuk memiliki sarana latihan panjat dinding.


Namun kini "Alhamdulillah" Dinding Boulder Mapala Apache sudah bisa di gunakan untuk latihan karena sudah di resmikan, Tepatnya pada hari Sabtu 14:27 Wita [27/10/18] peresmian di tandai dengan pemotongan pita langsung oleh Bpk. H. Fitriadi, S.Pi, M.Kom Selaku Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STMIK Banjarbaru.

Dokumentasi








PERESMIAN BOULDER MAPALA APACHE

Read More

Rabu, 09 Januari 2019



Kalimantan Selatan masih memiliki hutan yang udaranya masih sangat segar.
Masih lekat dalam ingatan bahwa tanah Borneo di claim sebagai paru-paru dunia.
Dan ternyata benar saja, Alam Borneo masih sangat bersahabat dengan kita.

Loc. Gunung Kahung Desa Belangian Kec. Aranio Kab. Banjar Kalimantan Selatan



Untuk video selengkapnya klik link dibawah ini:
https://youtu.be/-v5nQhKptFI

Teaser Jejak Disket Hijau Di Hutan Hujan Kalimantan

Read More



Fokus Apache,Banjarbaru - Posko Peduli Bencana (P2B) Banjarbaru - Martapura adakan penggalangan dana untuk saudara kita di Lombok Nusa Tenggara Barat, sore tadi (7/8). Kegiatan berlangsung sekitar 2,5 jam di jalan Akhmad Yani Kilometer 36 depan gerbang kampus UNLAM, Banjarbaru.

Ada beberapa kalangan yang tergabung dalam P2B diantaranya Pelajar, Mahasiswa, dan Pecinta Alam dan LSM. 
Sementara dana yang terkumpul dari penggalangan hari ini adalah Rp. 10.082.000,- ditambah dari SMAN 13 Banjarmasin Rp. 950.000,- dari Gilmarpala Rp. 1.142.000,- dari SMAN 2 Martapura Rp. 1.205.000,- dari SMAN 1 Gambut Rp. 1.016.100,-. Total dana yang terkumpul sementara adalah 
Rp.14.395.100,-. Kegiatan masih akan dilanjutkan Rabu (8/8/18), bagi kawan-kawan yang ingin ikut bisa datang ke titik kumpul Sekeretariat Mapala Graminea Faperta UNLAM atau bisa langsung kedepan gerbang UNLAM Banjarbaru. Dan bagi yang ingin berdonasi bisa melewati depan gerbang UNLAM Banjarbaru, baik yang dari arah Banjarmasin, Hulu sungai atau Pelaihari.



Bersolidaritas Ala Pencinta Alam

Read More


Fokus Apache, Kuningan - Mt. Ciremai 3078 MDPL (10.098 ft) 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT Kab. Kuningan Jawa Barat.


Gunung Ceremai adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Gunung Ciremai di Jawa Barat ini mempunyai nuansa mistik yang sangat kuat. Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. 
Tak hanya itu, bagi sebagian masyarakat Kuningan dan sekitarnya, Gunung Ciremai diyakini sebagai asal muasal nenek moyang orang Jawa Barat. Keyakinan ini semakin kuat ketika para ahli arkeolog menemukan beberapa perkakas dari Zaman Batu Besar (Megalithikum) yang ditaksir berusia sekitar 3.000 tahun SM.


Tema Kegiatan: Gunung teu meunang di lebur, sagara teu meunang di ruksak, buyut teu meunang di rempak (Gunung tidak boleh dihancurkan, laut tidak boleh dirusak dan sejarah tidak boleh dilupakan… harus serasi dengan alam.) Tanggal Pelaksanaan: 22 - 24 Juni 2018.

Dan Ekspedisi ini didedikasikan utk pendiri dan anggota pelopor Mapala Apache, sebagai satu ucapan terimakasih karena telah mendirikan organisasi ini dan pada tahun ini genap 12 Tahun umur organisasi Mapala Apache.


Big thanks for @gamapala_ciamis yang telah membantu mensukseskan kegiatan ini.




Menggapai Atap Jawa Barat

Read More


Fokus Apache, BANJAR – Peringatan hari air sedunia (World Water Day) adalah  peringatan yang bertujuan untuk menarik perhatian  masyarakat internasional akan pentingnya air bersih dan menyadarkan masyarakat pentingnya pengelolaan sumber air bersih yang berkesinambungan, hari air sendiri diperingati secara internasional pada tanggal 22 Maret.
Dalam momen memperingati hari air sedunia Mapala Apache mengadakan kegiatan SD Binaan yang telah menjadi program rutin tahunan. Kegiatan dilaksanakan di Sekolah Dasar Kecil Kiram, Desa Kiram Rt. 03 Kec. Karang Intan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Sabtu (24 Maret 2018).
Mungusung tema “Air Untuk Kehidupan Teknologi Untuk Masa Depan”. Tujuan dari kegiatan ini ialah mengajarkan kepada para murid sekolah dasar tentang pentingnya air bersih, memanfaatkannya secara benar, terutama tidak membuang sampah ke sungai yang akan mengakibatkan tercemarnya air yang ada di sungai.
Siswa juga diajarkan tentang bagaimana menjaga lingkungan hidup agar tetap lestari dan mengenalkan teknologi komputer kepada para siswa yang memang sekolahan mereka tidak memiliki fasilitas komputer.
Siswa diajarkan bagaimana menggunakan komputer terutama memanfaatkan teknologi secara positif. Tak lupa pula Mapala Apache memberikan hadiah berupa alat tulis dan buku kepada siswa untuk menambah semangat siswa dalam belajar.
Tidak hanya itu saja, Mapala Apache mengajarkan kepada para siswa tentang bagaimana memanfaatkan air yang sangat penting bagi kehidupan, melakukan penanaman pohon di sekitar Sekolah Dasar, membagikan bibit buat kepada warga setempat dan kerga bakti membersihkan musholla di Desa Kiram.
 Nakir Muhajir, ketua Umum Mapala Apache STMIK Banjarbaru mengatakan, “manfaat dari kegiatan ini ialah agar anak anak sekolah dasar sadar bahwa akan pentingnya air bersih, tidak membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah dan tidak membuang sampah lagi ke sungai.”
“Karena para murid sekolah dasar belum memahami hal-hal yang seperti itu. Maka kita berikan pengetahuan lebih tentang dampak negatifnya membuang sampah sembarangan terutama di sungai dan betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya,” tambahnya, Sabtu (24 Maret 2018).

Langkah Kecil Mapala Apache Peringati “World Water Day”

Read More


Fokus Apache,Banjarbaru - Dalam rangka memeriahkan semarak bulan suci Ramadhan 1439 H. Mapala Apache Stmik Banjarbaru mengadakan kegiatan buka puasa bersama anak yatim di Rumah Anak Yatim (RAY) Ar-Rahmah yang berlokasi di Jl. Guntung Manggis No. 03 RT/RW 18/3 Guntung Manggis Landasan Ulin Banjarbaru.
Dalam kegiatan buka puasa bersama kali ini ada yang beda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu adanya kegiatan fun gamesngabuburit. Tujuan diadakan fun games ngabuburit ini adalah untuk refresh dari rutinitas sehari-hari anak-anak panti serta mengenalkan dunia outward bound (outbound) bahwa pendidikan tidak hanya didalam ruangan saja.
Dengan adanya kegiatan fun games ngabuburit sendiri secara tidak langsung anak-anak panti diajarkan leadership, communication, togetherness, team building, inovation, dan confidence.
Dan jenis outbound yang disuguhkan adalah Outbound Soft Skill. Outbound soft skill adalah kegiatan outbound yang dilakukan untuk pengembangan personal dan interpersonal, biasanya berupa kemampuan atau keterampilan.


Permainan outbound soft skill  ini dirancang sedimikian rupa sehingga tidak perlukan fisik yang berlebih untuk melakukanya. Terlihat antusiasme anak-anak panti dalam mengikuti kegiatan ini.
Rumah Anak Yatim (RAY)  Ar-Rahmah didirikan pada tahun 2009, dan anak asuh yang ada di RAY Ar-Rahmah semuanya 30 anak terdiri dari 23 anak yang bermukim dan 7 yang Non-mukim, kebanyakan anak yang bermukim di panti asuhan dari Banjarbaru,  yang jauh dari Barabai dan Marabahan.
“Rutinitas anak-anak sehari-hari di panti adalah belajar mengaji dan mendalami ilmu agama di setiap habis sholat dan di sela waktu senggang,” kata Ahmad Fawaid (Ketua Yayasan Rumah Anak Yatim Ar-Rahmah).
Nakir Muhajir (Ketua Umum Mapala Apache) mengatakan, “acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi semua anggota Mapala Apache dan menjadi sarana berbagi antara kaum muslimin terutama untuk golongan yatim piatu serta berbagi kecerian kepada anak-anak yatim piatu.”
Kegiatan ini juga bekerja sama BEM STMIK Banjarbaru. Dan disponsori  oleh PT.IMCM Kintap, Chat Barber, Fun Camping, Walhi Kalsel, Oasis Adventurous Stuff, CAMP Outdoor Service and Rent, PT.Eigerindo Multi Produk Industri, 360 Outdoor Equipment, Apache Tour & Travel, Jago Print, AZ Gorden dan Aisyah Garage. Serta Media Partner adalah Klik Kalsel.

Puncak Kebahagiaan Tertinggi adalah Ketika Kita Berbagi

Read More

Sabtu, 05 Januari 2019






       Pada LATGAB (Latihan gabungan) kali ini adalah mempelajari tentang Single Rope Technique.
Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun di medan-medan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di tempat lahirnya masing-masing metode.


SRT ini memerlukan alat-alat, diantarnya sebagai berikut :



1. Tali Karmantel

Fungsi utamanya  adalah sebagai pengaman apabila jatuh.
Ada dua jenis tali Karmantel diantaranya :
• Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling. 
• Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel.


2. Carbiner

Alat penghubung seperti pengait, umumnya dibuat dari bahan Alluminium Alloy. Karabiner sendiri mempunyai dua jenis yaitu karabiner yang mempunyai sistem penguncian (Locking Carabinner) atau screwgate dan karabiner tanpa sistem pengunci (Un-locking Carabinner) biasa pula disebut snapgate. 


3. Descender

Alat untuk turun dari suatu ketinggian, dengan memanfaatkan gaya gesek atau gaya geser tali terhadap alat tersebut (friction). 


4. Ascender

Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.


5. Harness

Pada LATGAB kali ini yang digunakan adalah harnest full body yang Berguna sebagai pengaman tubuh pemanjat dan belayer. Harness yang umum digunakan adalah Sit Harness (harness untuk pinggang). Mempunyai dua jenis, yaitu yang bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha (Udjustable Harness) dan ada yang bisa disesuaikan pada lingkar pinggang saja. (Non-adjustable Harness).



Latihan Gabungan ini diadakan oleh @mapala_meratus yang bertempat di kampus UIN Antasari Banjarmasin pada tanggal 3 September 2018.

LATIHAN GABUNGAN SINGLE ROPE TECHNIQUE

Read More

Jumat, 04 Januari 2019




Hasil dari sebuah Ekspedisi Double Summit (Gede-Pangrango) dan eksplorasi flora endemik TNGGP. 
Sekaligus pengenalan potensi wisata di kawasan TNGGP. 
Dengan mengangkat tema "Saatnya yang muda yang berkarya". Yang terinspirasi dari Semangat pemuda 89 Tahun Silam tepatnya 28 Oktober 1928.


Untuk video selengkapnya klik link dibawah ini:
https://youtu.be/pnHQNOxf6ss

Teaser Menjelajah Taman Nasional Tertua Di Indonesia

Read More

Nakir Muhajir
M-APC.14/VIII/048/PM

Berawal dari keinginan mendaki Gn.Gede-Pangrango pada edisi awal tahun 2017, maka munculah ide untuk melakukan ekspedisi ke Gn.Gede-Pangrango. Gunung ini terletak di tiga kabupaten, yaitu : Kab.Bogor, Kab.Sukabumi dan Kab.Cianjur. Gunung yang masih masuk dalam komplek Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini merupakan salah satu taman nasional yang berada di Propinsi Jawa Barat. Taman nasional ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia, dimana ia ditetapkan sejak tahun 1980. Wilayah TNGGP ini mencakup dua puncak gunung, yaitu gunung Gede dan Pangrango beserta hutan yang ada di sekitarnya. Total luas dari taman nasional yang satu ini hampir mencapai 22.000 hektare.
Pada bulan agustus 2017, Marpala UBK Jakarta mengirim surat dengan perihal undangan kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan (TWKM) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) tingkat perguruan tinggi se-Indonesia ke-XXIX di Depok. Karena lokasi TWKM XXIX berada di Depok, Jawa Barat maka ini menjadi kesempatan untuk sekalian melakukan ekspedisi dimana jarak Depok-Sukabumi tidak terlalu jauh. Persiapan pun dilakukan dan selama dua bulan merancang konsep dan persiapan untuk ekspedisi. Ekspedisi ini bernama “Ekspedisi Sumpah Pemuda” dan mengangkat tema “Saatnya yang muda yang berkarya”, dengan semangat sumpah pemuda 89 Tahun Silam Tepatnya 28 Oktober 1928 yang menjadikan motivasi tim ekspedisi untuk mewujudkan pemuda yang berjiwa tangguh. Tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman baru tentang lingkungan hidup.
Sebelum mulai melakukan pendakian, tim ekspedisi melakukan briefing dengan kawan-kawan Mapala Djuanda Bogor dengan pokok pembahasan mengenai perizinan memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP) yang mana rencana awal ekspedisi, titik awal pendakian dari Cisarua dan turun di Situ Gunung, yang mana langsung ditampik oleh pihak Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango karena jalur tersebut adalah ilegal. Maka, diputuskanlah jalur pendakian via Cibodas dan turun via Gunung Putri. Pada keesokan harinya terbitlah Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI). Seluruh persiapan pra-ekspedisi sudah siap mulai dari surat izin, peralatan, logistik, dll. Tepat pada hari Kamis, 2 November 2017 tim ekspedisi berangkat dari sekretariat Mapala Djuanda Bogor menuju Cibodas. Sekitar pukul 17.00 WIB tim ekspedisi sudah tiba di Pondok Eidelweis Cibodas untuk bermalam dan besok pagi memulai pendakian. Pendakian dimulai pukul 09.00 WIB dari pintu masuk Cibodas (1.250 MDPL) dan harus tiba di Camp Kandang Badak di sore hari. Pos pertama yang di lalui adalah Telaga Biru (1.575 MDPL). Telaga Biru sendiri dikategorikan kedalam hutan tipe sub montana karena berada diketinggian antara 1.200 – 1.500 MDPL dengan bukti bahwa pohon-pohon besar dan tinggi seperti Jamuju (Podocarpus Imbricata) dan Puspa (Schima Walichii) memenuhi area ini. Di area ini terdapat danau seluas 5 Hektare, pada saat tertentu danau ini akan nampak berlendir hijau kecoklatan jika terkena sinar matahari, karena permukaannya tertutup ganggang biru sehingga kandungan mineralnya sangat tinggi. Air disini kaya akan nutrisi yang berasal dari pertumbuhan bahan organik dan batuan serta tanah vulkanik yang terlarutkan. Intinya sumber air di Telaga Biru sangat berlimpah dan bisa diminum.
Telaga Biru 1575 MDPL


Pos berikutnya adalah Panyangcangan (1.628 MDPL) vegetasi diarea ini adalah hutan tipe montana, hutan ini terbentang luas hingga sampai ketinggian 2.400 MDPL. Pepohonan dan tanah diarea ini sering kali tertutup oleh lumut. Pada pos ini terdapat persimpangan yaitu menuju Curug Cibereum dengan jarak tempuh 0,3 KM dan jalur pendakian menuju Puncak Gede dan Puncak Pangrango. Jika beruntung anda bisa menemui Katak Api (Leptophryne Cruentata) disekitar area pos Panyangcangan. 
Pos berikutnya adalah Shelter Air Panas (2.150 MDPL) di area ini vegetasi tipe montana masih nampak di sekitar jalur ini. Disekitar Shelter Air Panas ini terkadang banyak ditemukan burung yang melintas, tidak mengherankan karena ada terdapat 251 jenis burung yang terdapat ditaman nasional ini. Selain burung, fauna seperti Owa Jawa (Hylobates Moloch), Macan Tutul (Panthera Pardus) dan Lutung (Presbytis Cristata) masih bisa dijumpai disekitar sini. Hari sudah mulai siang dan tim ekspedisi pun beristirahat sejenak sembari merendam kaki di air panas, dan jangan pernah sekali-kali meminum air panasnya karena air disini mengandung belerang. Tim ekspedisi melanjutkan pendakian untuk menuju pos Kandang Badak, sebelum sampai di pos Kandang Badak ada satu lokasi yang cocok untuk berkemah yaitu pos Kandang Batu (2.220 MDPL) karena jarak antara Pos Kandang Batu – Kandang Badak tidak terlalu jauh dan hari pun belum gelap, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tibalah kami di pos Kandang Badak (2.400 MDPL) sekitar pukul 16.00 WIB. Di area ini tempat terakhir untuk mengambil air sebelum Summit Attack. Tim ekspedisi mendirikan tenda, memasak, dan briefing lalu istirahat. Pagi yang cerah pada elevasi 2.400 MDPL membuat kami bersemangat untuk menuju Puncak Pangrango. Tim ekspedisi berangkat pada pukul 08.00 WIB dan hanya membawa alat seperlunya untuk Summit Pangrango seperti kompor lapangan dan nesting untuk sekedar membuat kopi, alat dokumentasi, cadangan air, dan atribut organisasi, sisanya ditinggal di Kandang Badak karena kami setelah dari Puncak Pangrango langsung turun ke Kandang Badak dan lanjut ke Puncak Gede, kalo istilah kerennya Double Summit. Jarak yang ditempuh dari Kandang Badak – Puncak Pangrango sekitar 3KM. Jalur menuju Puncak Pangrango merupakan hutan tipe Montana yang lebat dan terjal, yang kemudian dilanjutkan oleh semak-semak lebat dari vegetasi Sub Alphin, jadi disepanjang jalur ditumbuhi rumput Isachne Pangrangensis, Eidelweis (Anaphalis Javanica) dan Lumut Merah (Spagnum Gedeanum). Pada ketinggian 3.000 MDPL kami menemui habitat Anggrek Hutan. Tim Ekspedisi berhasil mencapai Puncak Pangrango sekitar pukul 12.00 WIB.
Puncak Pangrango saat itu diselimuti kabut sehingga membuat udara sekitar menjadi sangat dingin. Minum kopi adalah langkah awal untuk menghangatkan badan. Pemandangan yang disuguhkan tidak kalah indah dengan gunung-gunung lain, yaitu : Gunung Gede dan kawahnya. Satu jam saja sudah cukup explore Puncak Gunung Pangrango. Ketinggian Puncak Pangrango 3019 MDPL dan menurut informasi Gunung Pangrango adalah Gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai. Pukul 13.00 WIB Tim Ekspedisi turun ke Kandang Badak untuk mengambil alat yang ditinggal dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gede.
Gunung Pangrango 3019 MDPL
Tantangan berikutnya adalah Tanjakan Setan. Tanjakan setan merupakan jalur pendakian dengan tebing setinggi 30 meter dan kemiringan nyaris 90 derajat. Tibalah di Puncak Gede 2958 MDPL pada pukul 17.00 WIB, tapi sayangnya cuaca sangat tidak bersahabat, hujan turun saat kami baru saja sampai di Puncak Gede. Kami pun memutuskan untuk turun ke Alun-Alun Suryakencana dan mendirikan tenda disana, karena jika memilih bertahan di Puncak sangat berbahaya.
Gunung Gede 2958 MDPL
Di Alun-Alun Suryakencana terhampar bunga eidelweiss yang sangat banyak sekali. Di elevasi 2450 MDPL bunga ini tumbuh subur. Setelah selesai ishoma, tim melakukan briefing untuk kembali muncak besok pagi. Pada keesokan harinya, pukul 08.00 WIB Tim Ekspedisi kembali mendaki Puncak Gede, pukul 08.30 WIB Tim Ekspedisi sudah tiba di Puncak Gede. Cuaca pagi itu puncak diselimuti kabut. Pemandangan yang ditawarkan Puncak Gede sangat memukau, yaitu kawah Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Salak. Pukul 10.00 WIB kami turun ke Alun-Alun Suryakencana untuk packing dan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Putri. Perjalanan kami diiringi dengan hujan lebat yang tak kunjung henti hingga jalur pendakian menjadi aliran air. Tim Ekspedisi tiba di Pos Retribusi Gunung Putri pukul 17.00 WIB. Karena guyuran hujan yang lebat alhasil badan kami basah kuyup. Dengan ditemani secangkir kopi disore hari itu sembari bercengkerama menjadikan momen yang tak akan dilupakan. 
Puncak adalah bonus, kembali pulang tanpa kurang suatu apapun itu adalah tujuan utama.
Alun-Alun Suryakencana

Menjelajah Taman Nasional Tertua Di Indonesia

Read More